Senin, 01 Oktober 2012

SCAMPER untuk Pembelajaran Kreatif dan Inovatif

SCAMPER adalah suatu teknik yang dapat digunakan untuk memicu kreativitas dan membantu para guru dalam mengatasi setiap tantangan yang mungkin dihadapi dalam setiap melaksanakan pembelajaran siswa. SCAMPER didasarkan pada pemikiran bahwa segala sesuatu yang baru merupakan modifikasi dari sesuatu yang sudah ada.
SCAMPER merupakan akronim dari setiap huruf menggambarkan cara yang berbeda dari yang sudah ada untuk memicu dan menghasilkan ide-ide baru dalam pembelajaran, baik yang berhubungan dengan tempat, prosedur, alat, orang, ide, atau bahkan suasana psikologis:
  • S = Subtitute (Mengganti)
  • C = Combine (Menkombinasikan)
  • A = Adapt (Mengdaptasi)
  • M = Magnify (Memperbesar)
  • P = Put to Other Uses (Meletakkan ke Fungsi Lain)
  • E = Eliminate (Menghilangkan atau Mengecilkan)
  • R = Rearrange/Reverse (Mengatur ulang)
Subtitute  adalah berusaha memikirkan dan melakukan penggantian  bagian dari masalah yang berkaitan dengan proses maupun hasil pembelajaran, dengan sesuatu yang berbeda dari sebelumnya.
Combine adalah berusaha memikirkan dan melakukan penggabungan dua atau lebih bagian tertentu dari masalah yang berkaitan dengan proses maupun hasil pembelajaran untuk menciptakan proses atau hasil yang berbeda.
Adapt adalah berusaha memikirkan dan melakukan adaptasi ide yang sudah ada untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan proses maupun hasil pembelajaran Anda,
Magnify adalah berusaha memikirkan dan melakukan untuk pembesaran atau perluasan ide Anda yang dapat memberikan nilai tambah atau memberikan wawasan baru tentang komponen-komponen pembelajaran apa yang paling penting.
Put to Other Uses menempatkan ide Anda saat ini ke dalam bentuk lain  sehingga dapat memecahkan masalah  proses maupun hasil pembelajaran  yang Anda hadapi.
Eliminate adalah berusaha memikirkan dan melakukan penyederhanaan, pengurangan atau penghilangan komponen-komponen tertentu sehingga Anda dapat lebih fokus pada bagian atau fungsi yang paling penting.
Rearrange/Reverse berusaha memikirkan dan melakukan upaya penyusunan atau penataan ulang yang berbeda dari komponen atau prosesur yang sudah ada  sehingga dapat memberikan nilai tambah dibandingkan dengan sebelumnya.
Untuk menggunakan teknik SCAMPER, terlebih dahulu perlu dirumuskan secara jelas masalah pokok  pembelajaran yang ingin dipecahkan, ditingkatkan  atau  dikembangkan, baik yang berkaitan dengan proses maupun hasil.  Bisa dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, misalnya:
  • Bagaimana saya dapat meningkatkan aktivitas siswa  dalam proses pembelajaran yang saya lakukan?”
  • Bagaimana saya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran yang saya lakukan?”
  • Bagaimana saya dapat mengembangkan proses pembelajaran yang menyenangkan?”
Selanjutnya, dengan mengacu pada resep SCAMPER, rumuskan beberapa pertanyaan spesifik yang berkaitan dengan apa yang ingin Anda kembangkan dalam proses pembelajaran, sesuai dengan tantangan dan permasalahan yang Anda hadapi.
Pertanyaan-pertanyaan ini akan mendorong Anda untuk berpikir secara berbeda tentang masalah proses pembelajaran yang Anda lakukan, dan pada akhirnya Anda dapat menemukan solusi inovatif.
Berikut ini disediakan contoh format tentang beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan metode pembelajaran yang Anda lakukan:
PERTANYAAN
JAWABAN
S =  ”Apa yang bisa saya ganti dalam metode pembelajaran yang saya lakukan?”
…………………………………………………….
…………………………………………………….
…………………………………………………….
C =  ”Bagaimana saya bisa menggabungkan metode pembelajaran yang saya lakukan dengan metode pembelajaran lain?”
…………………………………………………….
…………………………………………………….
…………………………………………………….
A =  ”Apa yang bisa saya adaptasi dari metode pembelajaran  yang telah dikembangkan oleh orang lain?”
…………………………………………………….
…………………………………………………….
…………………………………………………….
M =  ”Apa yang bisa saya perbesar atau perluas dari metode pembelajaran  yang saya lakukan?
…………………………………………………….
…………………………………………………….
…………………………………………………….
P = “Bagaimana saya dapat menempatkan metode pembelajaran yang saya lakukan agar dapat menghasilkan manfaat lain?”
…………………………………………………….
…………………………………………………….
…………………………………………………….
…………………………………………………….
E  = “Apa  yang bisa saya hilangkan atau sederhanakan dari metode pembelajaran yang saya lakukan?
…………………………………………………….
…………………………………………………….
…………………………………………………….
R = “Bagaimana saya dapat mengubah dan menyusun ulang metode pembelajaran yang saya lakukan?
…………………………………………………..
…………………………………………………..
…………………………………………………..
Catatan:
Tulisan ini adalah adaptasi dan modifikasi dari konsep SCAMPER yang dikembangkan dalam dunia bisnis, tentu masih perlu dielaborasi lebih jauh.  Semoga bermanfaat dan selamat berkreasi dan berinovasi!

Jumat, 24 Desember 2010

Peranan Guru dalam Pembinaan Generasi Muda

Detak jarum jam dari waktu ke waktu telah mengantarkan kita dari satu nafas ke nafas berikutnya. Waktu bergulir terus, tanpa terasa dan tanpa dapat dihentikan. Pada akhirnya kita menjalani usia dengan situasi dan kondisi yang berlainan. Tetapi yang jelas kita telah melewati tahun 2010 serta patut menyambut tahun baru 2011.
Guru merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dunia pendidikan dari waktu ke waktu, guna mengubah, mengembangkan dan membina kepribadian, kemampuan, keterampilan serta kecerdasan bangsa, baik di dalam maupun di luar sekolah sesuai dengan konsep tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional.
Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan adalah merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan berlangsung kontinyu/terus - menerus sepanjang hayat ke arah membina manusia/peserta didik menjadi insan paripurna, dewasa dan berbudaya.
Pendidikan itu sendiri merupakan suatu alat untuk mencerdaskan dan mengembangkan sumber daya manusia yang mempunyai cita - cita masa datang.Generasi muda sebagai obyek didik harus mempunyai prilaku yang kreatif untuk menentukan aspek perubahan sosial, ekonomi, politik, budaya, dalam rangka pembangunan nasional.
Pembinaan dan pengembangan pada dasarnya adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing dan mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh dan selaras dalam rangka pembangunan nasional.
Antara guru sebagai pembina dan generasi muda sebagai yang dibina, memiliki kaitan erat satu dengan yang lainnya. Generasi muda adalah generasi harapan bangsa, serta harus tumbuh berkembang menjadi manusia Indonesia yang berkualitas. Generasi muda sebagai unsur penting dalam usaha membina dan melanjutkan estafet perjuangan bangsa, harus lebih bertanggung jawab guna mengemban, membela, dan mengisi kemerdekaan.
Dengan terbentuknya wadah - wadah generasi muda di lingkungan keluarga, sekolah, organisasi kepemudaan diharapkan peran sertanya untuk bisa lebih berhasil guna dan berdaya guna.
Pembinaan generasi muda ini amat erat kaitannya dengan hubungan timbal balik antara sekolah, organisasi kesiswaan, dan orang tua murid, serta antara sekolah dan masyarakat.
Kebijakan guru dalam membangun hubungan tersebut, memang perlu dimiliki oleh setiap pendidik.Dalam hal ini diperlukan Pimpinan Sekolah harus kreatif, pendidik harus profesional, lingkungan pendidikan harus dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang efektif dan efesien.
Guru perlu introspeksi diri terhadap ilmu yang dimilikinya dan perlu penyegaran ilmu setiap saat.
Dalam mengenang peristiwa di tahun 2010 serta menyongsong tahun baru 2011, kita mantapkan kembali itikad dan kebersamaan para guru untuk meningkatkan partisipasi, peranan, dan tanggung jawabnya dalam pembangunan bangsa.









Rabu, 22 Desember 2010

Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Rasa kemanusiaan perlu dipertebal, sebab dewasa ini nilai-nilai humanisme sudah semakin kabur tersisih oleh warna hidup individualistis. Dijaman teknologi canggih ini kompetisi hidup kian menghebat. Ada kecenderunganmanusia menjadi homoeconomicus, materialisme, seolah-olah tidak memperhatikan kepentingan orang lain, yang penting dia saja yang makmur.
Menurut pendapat Thomas Hobbes bahwa suatu pergaulan sosial yang tidak didukung dengan suatu moralitas kemanusiaan yang adil dan beradab akan menimbulkan ketegangan dan kontradiksi sosial. Di mana yang kuat memakan yang lemah, atau yang kuasa menginjak-injak yang dikuasai, sehingga terlahirlah homo homuni lupus, manusia menjadi srigala dari manusia.
Oleh sebab itu prinsip moralitas kemanusiaan yang adil dan beradab suatu pendukung untuk terlahirnya suatu pergaulan sosial yang penuh keadilan dan beradab. Bangsa Indonesia menganut ideologi dan falsafah Pancasila yang menganjurkan saling kasih mengasihi, hidup berdampingan, aman dan damai. Jadi jangan sampai di negara kita terjadi perselisihan, perkelahian, pertentangan dan bermusuhan satu dengan yang lainnya.
Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam bagi masyarakat. Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakkan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupan politik yang tidak produktif sulit untuk dikikis habis.Berbagai alternatif penyelesaian diajukan seperti peraturan, undang-undang, peningkatan upaya pelaksanaan dan penerapan hukum yang lebih kuat.
Alternatif lain yang banyak dikemukakan untuk mengatasi, paling tidak mengurangi, masalah budaya dan karakter bangsa yang dibicarakan itu adalah pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif, karena pendidikan membangan generasi baru bangsa yang lebih baik. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda, dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa.
Kita harus mampu menghormati dan menghargai hasil karya orang lain, selama berjuang demi mengharumkan nama baik bangsa dan negara.

Cirebon Blogger Competition

Sebagai pengawas pendidikan saya merasa termotivasi dengan adanya Cirebon Blogger Competition, sehingga saya memberanikan diri untuk mengikutinya. Hal ini dikandung maksud untuk menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman baru. Semoga bermanfaat bagi masyarakat Cirebon khususnya, dan bagi masyarakat Indonesia bahkan dunia pada umumnya.

Pelatihan ICT MKPS Wilayah Kuningan Kota

Dalam rangka meningkatkan kompetensi Pengawas Sekolah dalam bidang ICT, MKPS Wilayah Kuningan Kota menyelenggarakan  kegiatan pelatihan ICT bertempat di SMA Kosgoro Kabupaten Kuningan, dengan materi tentang "email dan blog".

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh pengawas SMP, SMA, SMK, dan sebagian Pengawas SD. Selama kegiatan berlangsung, peserta tampak enthusias  mengikuti jalannya pelatihan yang dipandu oleh salah seorang anggota MKPS Wilayah Kuningan Kota,  Bapak Akhmad Sudrajat,


Sebagai peserta, saya merasa  bersyukur dengan adanya kegiatan pelatihan yang dibiayai melalui program BERMUTU ini, saya memperoleh tambahan pengetahuan dan keterampilan tentang memanfaatkan IT, khususnya  dalam membuat email dan blog.

Kendati demikian, saya menyadari dari apa yang telah saya peroleh melalui pelatihan ini,  ternyata  saya masih perlu banyak belajar lagi, terutama dalam mengelola blog, agar blog yang saya kelola dapat  memberikan manfaat yang lebih, baik untuk diri saya maupun yang lainnya.


Mengenal Potret Guru sebagai Pendidik Profesional

A. Latar Belakang Masalah

Guru merupakan bagian tak terpisahkan dari dunia pendidikan, dari waktu ke waktu, guna mengubah, mengembangkan dan membina kepribadian, kemampuan, keterampilan serta kecerdasan bangsa, baik di dalam maupun di luar sekolah sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan.
Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu penjabaran dari tujuan pendidikan nasional dan merupakan salah satu kebijakan dari Departemen pendidikan Nasional. Mutu pendidikan sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya manusia, sangat penting maknanya bagi pembangunan nasional, bahkan dapat dikatakan masa depan bangsa terletak pada pendidikan yang berkualitas.

Ada tiga Pilar Kebijakan Depdiknas :

  1. Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan ( Perluasan SMK, SMP Satu atap, SMP Terbuka)
  2. Peningkatan Mutu dan Daya Saing , Relevansi Pendidikan. ( Kompetensi Guru diuji, sampai sejauhmana penguasaan materi yang diajarkan ). Informasi melalui Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah.
  3. Peningkatan Tata kelola Akuntabilitas.

B. Pembatasan Masalah

  • Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa unjuk kerja (performance) guru di dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) sangat bervariasi dan kualifikasi keguruannya beraneka ragam.
  • Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya penyesuaian dan pengembangan profesional guru untuk dapat mengembangkan pendidikan. 
  • Permasalahan pokok yang dihadapi guru dan alternatif pemecahannya : 
  1. Adanya opini tentang kualitas pendidikan menurun.
  2. Pendidikan bukan semata-mata tanggung jawab guru, tetapi masyarakat dan orang tua ikut bertanggung jawab dalam meneropong masa depan yang serba canggih dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Harus ada upaya pemerintah dalam membenahi hal ihwal pendidikan, artinya adanya pemerataan memperoleh pendidikan, adanya peningkatan mutu pendidikan, adanya relevansi (link and mach), adanya management/efesiensi pendidikan.  Proses belajar mengajar bukan sekedar memotivasi dan recall, akan tetapi lebih menekankan pada internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati serta dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.                              Proses belajar mengajar yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui (learning to know), belajar bekerja (learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together), belajar menjadi diri sendiri (learning to be).                                                                                            Guru adalah pendidik yang profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengavaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.                                                                              Guru harus memilik kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.                                                                Kompetensi yang dimaksud adalah
  • Paham visi dan misi sekolah
  • Menguasai bahan ajar dan strategi mengajar.
  • Bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pemantauan kemajuan belajar siswa.
  • Berpikir secara sistematik dalam melaksanakan KBK.
  • Mampu mengembangkan silabus, khususnya penentuan pengalaman belajar siswa.
  • Mampu merencanakan dan melaksanakan sistem penilaian.
  • Mampu mendeteksi potensi siswa berdasarkan pengamatan dan karya siswa.
  • Mampu melakukan analisis data hasil ujian dan memiliki motivasi untuk melakukan tindak lanjut.
  • Mampu membuat laporan hasil belajar siswa dalam bentuk profil.
  • Trampil dalam memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar.
  • Mampu menjalin kerja sama dengan sesama guru, Kepala Sekolah, Pengawas dan Orang tua.
  • Mampu melaksanakan program remidial dan pengayaan.                                                                               Guru profesional harus menguasai materi pembelajaran, profesional dalam penyampaian materi pembelajaran kepada siswa, berkepribadian yang matang, mampu membangun suasana pembelajaran aktif, inovatif,  kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).